BAGAIMANA MENDIDIK DIRI MENCINTAI SUNNAH NABI? MUDAHNYA!!
Sebagai seorang muslim, tentu kita akan menjalankan segala kewajikan kepada Allah. Seperti misalnya sholat, membayar zakat, berupuasa Ramadhan, dan haji jika kita mampu melakukannya. Semua kewajiban itu harus kita laksanakan karena merupakan perintah dari Sang Pencipta.
Selain ibadah ada perintah yang wajib dilakukan, ternyata kita juga harus menambahnya dengan amalan sunnah yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam lho. Amalan sunnah ini nantinya akan menambah kebaikan di akhirat kelak.
Ada banyak amalan sunnah yang masih sering terlupa oleh kita lho. Berikut ini ada beberapa amalan yang bisa mulai kita lakukan sedikit demi sedikit, agar nantinya menjadi kebiasaan dan kita menjadi ringan mengerjakannya.
1. Memelihara Wudhu
Menjaga wudhu merupakan sunnah yang terlihat mudah tapi sulit untuk dipraktekkan lho. Kadang ada rasa malas ketika wudhu sudah batal dan harus pergi untuk berwudhu lagi. Padahal, menjaga wudhu merupakan sunnah yang begitu baik.
Seperti dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Tsauban Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Istiqamahlah (konsistenlah) kalian semua (dalam menjalankan perintah Allah) dan kalian tidak akan pernah dapat menghitung pahala yang akan Allah berikan. Ketahuilah bahwa sebaik-baik perbuatan adalah shalat, dan tidak ada yang selalu memelihara wudhunya kecuali seorang mukmin.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
2. Mendahulukan Kaki Kanan Saat Memakai Sandal dan Melepasnya dari Kaki Kiri
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Jika kalian memakai sandal maka dahulukanlah kaki kanan, dan jika melepaskannya, maka dahulukanlah kaki kiri. Jika memakainya maka hendaklah memakai keduanya atau tidak memakai keduanya sama sekali.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Kita kadang lupa ketika sedang terburu-buru dan harus memakai atau melepas sandal. Saking terburu-burunya, kita memakai sandal dengan mendahulukan kaki kiri dan melepasnya dari kaki kanan. Padahal kalau mengikuti apa yang dicontohkan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam, memakai sandal itu kanan dulu, dan melepasnya didahulukan kaki kiri.
3. Sebelum Tidur Berwudhu Terlebih Dahulu dan Tidur Miring ke Kanan
Ada sebuah hadits yang diriwayatkan dari Al-Barra’ bin Azib Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Jika kamu hendak tidur, maka berwudhulah seperti hendak shalat, kemudian tidurlah dengan posisi miring ke kanan dan bacalah, ‘Ya Allah, Aku pasrahkan jiwa ragaku kepada-Mu, aku serahkan semua urusanku kepada-Mu, aku lindungkan punggungku kepada-Mu, karena cinta sekaligus takut kepada-Mu, tiada tempat berlindung mencari keselamatan dari (murka)-Mu kecuali kepada-Mu, aku beriman dengan kitab yang Engkau turunkan dan dengan nabi yang Engkau utus’. Jika engkau meninggal, maka engkau meninggal dalam keadaan fitrah. Dan usahakanlah doa ini sebagai akhir perkataanmu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Kalau kita membiasakan sunnah yang satu ini, tentu tidur akan menjadi lebih nyaman. Selain kita tidur dalam keadaan suci, semua hal yang ada sudah kita pasrahkan kepada Allah.
TERKAIT: Cara Tidur Rasulullah
Waktu tidur pun kita juga bisa mempraktekkan posisi tidur dengan miring ke kanan. Jadi kita bertumpu pada tubuh bagian kanan. Posisi ini sangat baik untuk jantung, karena jantung tidak akan tertekan jika kita memiringkan posisi ke kanan.
4. Bersiwak
Bersiwak itu seperti gosok gigi, bedanya kalau bersiwak itu menggunakan kayu yang disebut siwak. Ada hadits yang menyebutkan masalah bersiwak ini, seperti yang diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu Anha bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Siwak dapat membersihkan mulut dan sarana untuk mendapatkan ridha Allah.” (HR. Ahmad dan An-Nasa`i)
Selain hadits di atas, ada satu hadits lain yang juga menyebutkan tentang bersiwak.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam juga bersabda, “Andaikata tidak memberatkan umatku niscaya aku memerintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali hendak shalat.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Kita disunnahkan untuk bersiwak setiap saat, terutama ketika akan berwudhu, shalat, membaca Al-Qur’an, atau saat bau mulut tidak sedap. Bersiwak ini juga dianjurkan baik saat kita puasa atau tidak, pagi maupun sore, setelah bangun tidur, dan saat hendak memasuki rumah.
TERKAIT: 14 Amalan Sunnah di Hari Jumat
5. Berkumur-Kumur dan Menghirup Air dengan Hidung Dalam Satu Cidukan Telapak Tangan Ketika Berwudhu
Diriwayatkan dari Abdullah bin Zaid Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkumur-kumur dan menghirup air dengan hidung secara bersamaan dari satu ciduk air dan itu dilakukan sebanyak tiga kali. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Sunnah yang satu ini dilakukan ketika kita sedang berwudhu saat berkumur. Kalau biasanya kita memisahkan antara berkumur dan menghirup air ke dalam hidung dan mengeluarkannya kembali, ternyata ada sunnah untuk melakukan dua hal itu secara bersamaan.
Kamu cukup mengambil air menggunakan dua telapak tangan yang disatukan, kemudian lakukan bersama antara berkumur dan menghirup air ke dalam hidung. Pertama memang sulit dilakukan, tapi jika sudah biasa maka akan menjadi mudah.
6. Berlomba-Lomba Untuk Mengumandangkan Adzan
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Andaikata umat manusia mengetahui pahala di balik adzan dan berdiri pada shaf pertama kemudian mereka tidak mendapatkan bagian kecuali harus mengadakan undian terlebih dahulu niscaya mereka membuat undian itu. Andaikata mereka mengetahui pahala bergegas menuju masjid untuk melakukan shalat, niscaya mereka akan berlomba-lomba melakukannya. Andaikata mereka mengetahui pahala shalat isya dan subuh secara berjamaah, niscaya mereka datang meskipun dengan merangkak.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Seperti yang disebutkan dalam hadits di atas, jika kita berlomba untuk mengumandangkan adzan, maka sungguh pahala yang akan didapatkan sangatlah besar. Selain itu, adzan kan juga mengajak orang untuk segera bergegas ke masjid, pastilah kita juga mengajak orang untuk melakukan kebaikan.
7. Bersegera Menuju Shalat
Seperti yang disebutkan dalam hadits di poin nomor 6, bersegera ke masjid juga merupakan sunnah yang sangat baik kita kerjakan. Jika ternyata kita nggak kebagian buat mengumandangkan adzannya, minimal kita tidak terlambat shalat dan ketingalan takbiratul ihram.
8. Berdiri di Shaf Pertama
Dalam hadits pada poin nomor 6 juga disebutkan tentang sholat di shaf pertama. Jika kita tahu seberapa besar pahala yang akan kita dapatkan, tentu tak akan menyia-nyiakan waktu untuk bersegera menempati shaf pertama dalam shalat berjamaah di masjid.
9. Mengikuti Bacaan Muadzin
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr Radhiyallahu Anhu bahwa dia mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Jika kalian mendengar adzan, maka ucapkanlah seperti yang diucapkan oleh muadzin, kemudian bershalawatlah kepadaku. Barangsiapa yang bershalawat kepadaku, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali. Kemudian mintakan wasilah untukku, karena wasilah merupakan tempat di surga yang tidak layak kecuali bagi seorang hamba Allah dan aku berharap agar akulah yang mendapatkannya. Barangsiapa yang memintakan wasilah untukku maka ia akan mendapatkan syafaatku (di akhirat kelak).” (HR. Muslim)
Sunnah yang satu ini mungkin tidak pernah atau jarang sekali kita lakukan. Apalagi ketika adzan berkumandang, kita sedang sibuk melakukan aktifitas sehingga tidak menghiraukan panggilan untuk sholat itu.
10. Shalat Istikharah
Jika kamu bingung dalam menentukan pilihan, ada satu sunnah yang bisa dilakukan lho, shalat istikharah. Kita memohon kepada Allah untuk ditunjukkan mana pilihan yang terbaik menurut Allah, bukan menurut kita. Seperti yang disebutkan dalam sebuah hadits di bawah ini.
Diriwayatkan dari Jabir Radhiyallahu Anhu bahwa ia berkata, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengajarkan kepada kita tata cara shalat istikharah untuk segala urusan, sebagaimana beliau mengajarkan surat-surat Al-Qur`an kepada kami.” (HR. Al-Bukhari)
11. Berbuka Puasa dengan Makanan Ringan
Diriwayatkan dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berbuka puasa sebelum shalat maghrib dengan beberapa kurma basah. Jika tidak ada maka dengan beberapa kurma kering. Jika tidak ada, maka beliau hanya meminum beberapa teguk air.” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
Dalam hadits di atas disebutkan bahwa kita diperintahkan untuk berbuka dengan beberapa kurma basah saja. Kalaupun tidak ada kurma basah, cukup dengan beberapa kurma kering. Jika kurma kering juga tidak ada, cukuplah beberapa teguk air.
Tentu kita bisa memetik pelajaran dari hadits tersebut, bahwa sesungguhnya berbuka puasa itu tidak perlu dengan makanan super mewah dan banyak. Kita tidak membutuhkan makanan yang banyak saat berbuka, kurma beberapa butir saja cukup untuk sekedar mengisi kembali energi yang hilang selama berpuasa.
12. Meruqyah Diri Sendiri dan Keluarga
Ruqyah merupakan salah satu sunnah yang sebaiknya kita lakukan, selain untuk meminta perlindungan kepada Allah, juga untuk meminta kesembuhan. Seperti sebuah hadits yang menceritakan ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sakit.
Diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu Anha bahwa ia berkata, “Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam senantiasa meruqyah dirinya dengan doa-doa perlindungan ketika sakit, yaitu pada sakit yang menyebabkan wafatnya beliau. Saat beliau kritis, akulah yang meruqyah beliau dengan doa tersebut, lalu aku mengusapkan tangannya ke anggota tubuhnya sendiri, karena tangan itu penuh berkah.” (HR. Al-Bukhari)
13. Mengibaskan Seprei Sebelum Tidur
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,“Jika kalian hendak tidur, maka hendaknya dia mengambil ujung seprainya, lalu mengibaskannya dengan membaca basmallah, karena dia tidak mengetahui apa yang akan terjadi di atas kasurnya. Jika dia hendak merebahkan tubuhnya, maka hendaknya dia mengambil posisi tidur miring ke kanan dan membaca, “Maha Suci Engkau, ya Allah, Rabbku, dengan-Mu aku merebahkan tubuhku, dan dengan-Mu pula aku mengangkatnya. Jika Engkau menahan nyawaku, maka ampunkanlah ia, dan jika Engkau melepasnya, maka lindungilah ia dengan perlindungan-Mu kepada hamba-hamba-Mu yang shalih.” (HR. Muslim)
Mengibaskan seprei saat mau tidur merupakan hal yang sangat jarang kita lakukan. Kalau sudah terasa ngantuk, paling kita langsung merebahkan diri dan tertidur lelap. Padahal dalam hadits di atas, kita tidak tahu apa yang akan terjadi di atas kasur kita lho.
14. Sujud Syukur Ketika Mendapatkan Nikmat atau Terhindar dari Bencana
Sujud syukur biasanya akan dilakukan seseorang ketika dia mendapat nikmat dari Allah.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Bakrah Radhiyallahu Anhu ia berkata, “Jika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mendapatkan sesuatu yang menyenangkan atau disampaikan kabar gembira maka beliau langsung sujud dalam rangka bersyukur kepada Allah.” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).
15. Berdoa Ketika Memakai Pakaian Baru
Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri Radhiyallahu Anhu ia berkata, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam jika mengenakan pakaian baru, maka beliau menamai pakaian itu dengan namanya, baik itu baju, surban, selendang ataupun jubah, kemudian beliau membaca, “Ya Allah, hanya milik-Mu semua pujian itu, Engkau telah memberiku pakaian, maka aku mohon kepada-Mu kebaikannya dan kebaikan tujuannya dibuat, dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya dan keburukan tujuannya dibuat.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
Hal lain yang kadang kita lupa untuk melakukannya adalah berdia ketika memakai pakaian yang baru. Mungkin karena hal ini jarang kita lakukan dan doa-nya pun belum hafal.
16. Tidak Begadang dan Segera Tidur Selesai Shalat Isya`
Dalam hadits shahih dinyatakan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tidak suka tidur sebelum shalat isya` dan tidak suka begadang setelah shalat isya`.
Tapi, ketika kita ada keperluan setelah isya’, maka begadang itu boleh dilakukan. Seperti kata Bang Roma, “begadang boleh saja, kalau ada perlunya”. Biar nanti ketika bangun, kita tidak kesiangan sehingga shalat subuhnya pun terlambat.
17. Meminta Izin Tiga Kali Ketika Bertamu
Bertamu itu juga ada adab-nya, tidak boleh kita sembarangan bertamu dan masuk rumah tanpa izin dari pemilik rumah. Ketika bertamu, kita hanya dibolehkan sebanyak tiga kali untuk meminta izin, atau mengetuk pintu. Jika lebih dari itu, maka lebih baik kita pulang, sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadits.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Adab meminta izin itu hanya tiga kali, jika tidak diizinkan maka seseorang harus pulang.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)Bahkan, ada juga lho ayat Al-Qur’an yang mengatur perihal bertamu ini. Allah Ta’ala berfirman, “Dan jika dikatakan kepadamu, “Kembalilah!” Maka (hendaklah) kamu kembali. Itu lebih suci bagimu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. An-Nuur: 28)
18. Berwudhu Sebelum Mandi Besar (Mandi Junub)
Sebelum mandi besar, kita juga disunnahkan untuk berwudhu terlebih dahulu, seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu Anhu, “Jika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam ingin mandi besar, maka beliau membasuh tangannya terlebih dahulu, lalu berwudhu seperti hendak shalat, kemudian memasukkan jemarinya ke airdan membasuh rambutnya dengan air. Selanjutnya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menuangkan air tiga ciduk ke kepalanya dengan menggunakan tangannya, lalu mengguyur semua bagian tubuhnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
19. Mengucapkan Salam Kepada Semua Orang Islam Termasuk Anak Kecil
Mengucapkan salam merupakan satu sunnah yang sebenarnya mudah dilakukan, tapi sulit dipraktekkan. Kita sering melewati seseorang dan biasanya enggan untuk mengucap salam. Entah karena sedang terburu-buru ataupun karena malu.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru Radhiyallahu Anhu, ia menceritakan, ”Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, ‘Apa ciri keislaman seseorang yang paling baik?’ Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menjawab, ‘Kamu memberikan makanan (kepada orang yang membutuhkan) dan mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan orang yang tidak kamu kenal.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Selain itu, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam juga mencontohkan untuk memberikan salam sekalipun kepada anak kecil.
Diriwayatkan dari Anas Radhiyallahu Anhu bahwa ia menuturkan, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berjalan melewati kumpulan anak-anak, lalu beliau mengucapkan salam kepada mereka semua.” (HR. Muslim)
20. Membuat Pembatas Ketika Sedang Shalat
Ketika kita sedang melaksanakan ibadah sholat, baik itu fardu maupun sunnah, hendaklah membuat pembatas di depan kita. Bisa menggunakan tas, jaket, atau mungkin mendekat ke tiang ataupun tembok. Seperti sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibnu Majah.
Diriwayatkan dari Abu Said al-Kudri Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Ketika kalian hendak shalat, maka buatlah pembatas di depannya dan majulah sedikit, dan janganlah membiarkan seseorang lewat di depannya. Jika ada orang yang sengaja lewat di depannya, maka hendaknya dia menghalanginya karena orang itu adalah setan.” (HR. Abu dawud dan Ibnu Majah)
21. Membaca Amin dengan Suara Keras Ketika Menjadi Makmum
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Jika imam membaca “Amin” maka kalian juga harus membaca “Amin” karena barangsiapa yang bacaan Amin-nya bersamaan dengan bacaan malaikat maka diampunkan dosa-dosanya yang telah berlalu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Setelah imam selesai membaca surah Al-Fatikah dan membaca amin, kita sebagai makmum juga disunnahkan membaca amin dengan suara yang keras. Bukan cuma menggerakkan bibir untuk formalitas saja, atau bahkan di dalam hati.
22. Mengeraskan Suara Ketika Membaca Zikir Setelah Shalat
Di dalam kitab Shahih Al-Bukhari disebutkan, “Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma mengatakan, mengeraskan suara dalam berzikir setelah orang-orang selesai melaksanakan shalat wajib telah ada sejak zaman Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Ibnu Abbas juga mengatakan, “Aku mengetahui orang-orang telah selesai melaksanakan shalat karena mendengar zikir mereka.” (HR. Al-Bukhari)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Disunnahkan mengeraskan suara saat membaca tasbih, tahmid dan takbir setelah shalat.”
Dari kedua hadits di atas, kita jadi tahu bahwa mengeraskan bacaan dzikir setelah shalat itu sunnah. Tapi membacanya sendiri-sendiri, bukan satu komando. Adapun jika kita membaca tasbih, tahmid, dan takbir dipimpin oleh imam, hal ini terjadi perbedaan pendapat di kalangan ulama.
Ada ulama yang menghukuminya sebagai sunnah secara mutlak, tapi aa juga yang memandang hal tersebut sebagai sunnah dengan syarat tertentu. Bahkan ada juga yang mengatakan bahwa dzikir berjamaan sebagai perbuatan bid’ah.
23. Shalat Dhuha
Selain shalat fardu, masih ada shalat lain yang bisa kita kerjakan, salah satunya adalah shalat dhuha. Shalat ini bisa dikerjakan minimal dua rakaat. Tapi kalau ternyata kamu mampu lebih, maka diperbolehkan sapai 12 rakaat.
Ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Shalat dhuha itu mendatangkan rezeki dan menolak kemiskinan, dan tidak ada yang memelihara shalat kecuali orang-orang bertobat.” (HR. Tirmidzi).
24. Shalat Tahajjud
Jika shalat dhuha merupakan shalat sunnah saat pagi hari, maka pada malam harinya kamu bisa mengerjakan shalat tahajjud.
Seperti sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, “Sedekat-dekat hamba kepada Allah adalah pada tengah malam terakhir. Apabila engkau bisa termasuk golongan orang berdzikir mengingat Allah ada saat itu, maka lakukanlah.” (HR. Al-Hakim).
25. Shalat Subuh Berjamaah di Masjid
Ada shalat fardu yang berat untuk dilakukan, shalat ini dikerjakan pagi hari ketika kita sedang nyenyak-nyenyaknya tidur. Mau bangun aja kadang berat, apalagi harus berjamaah di masjid. Tapi kalau kamu mengerjakan sunnah ini, akan banyak kebaikan yang terkandung di dalamnya.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Sungguh, shalat yang paling berat bagi orang munafik, adalah shalat isya dan shalat shubuh. sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, mereka pasti mendatangani keduanya, sekalipun dengan merangkak.” (HR. Bukhari-Muslim).
26. Membaca dan Mempelajari Al-Qur’an
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam besabda, “Allah berfirman: Barangsiapa disibukkan dengan mengkaji Al-Qur’an dan menyebut nama-Ku, sehingga tidak sempat meminta kepada-KU, maka Aku berikan kepadanya sebaik-baik pemberian yang Aku berikan kepada orang-orang yang meminta. Dan keutamaan kalam Allah atas perkataan lainnya adalah seperti, keutamaan Allah atas makhluk-Nya.” (Riwayat Tirmidzi).
Amalan sunnah ini cukup mudah untuk dilakukan, kamu bisa merutinkan membaca dan mempelajari Al-Qur’an sehabis shalat maghrib. Atau ketika kamu sedang terjebak macet di jalan, nggak ada salahnya untuk membaca kitab suci umat Islam ini.
27. Berdzikir Kepada Allah
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Tuhannya dan orang yang tidak berdzikir, seperti orang yg hidup dan orang yg mati.” (HR. Bukhari).
Kita sebagai hamba-Nya sebisa mungkin untuk mengingatnya dimanapun berada. Salah satu cara kita untuk mengingat Allah adalah dengan berdzikir kepada-Nya. Mininimal kita berdzikir setelah selesai melaksanakan shalat fardu. Tapi kalau bisa kita berdzikir dimanapun dan kapanpun kita berada.
Sumber: Fikri Fathoni
Kami berharap agar artikel BAGAIMANA MENDIDIK DIRI MENCINTAI SUNNAH NABI? MUDAHNYA!! ini dapat memberi manfaat untuk kita semua. Bak kata pepatah,"MEMBACA JAMBATAN ILMU".
0 Response to "BAGAIMANA MENDIDIK DIRI MENCINTAI SUNNAH NABI? MUDAHNYA!!"
Post a Comment